Asal Mula Bulan Terkait dengan Tabrakan Bagian Dalam Tata Surya

12

Sebuah studi inovatif yang diterbitkan dalam Science menegaskan bahwa Theia – planet kuno yang bertabrakan dengan Bumi untuk membentuk Bulan – berasal lebih dekat dengan Matahari daripada yang diperkirakan sebelumnya. Penelitian ini mengungkap misteri lama seputar komposisi Bulan, yang telah lama membingungkan para ilmuwan karena kemiripannya dengan Bumi. Temuan ini menunjukkan bahwa Theia terbentuk di bagian dalam Tata Surya, memiliki asal usul yang sama dengan planet kita, bukan berasal dari wilayah luar seperti yang dikemukakan beberapa teori sebelumnya.

Misteri Komposisi Bulan

Selama beberapa dekade, teori “dampak raksasa” yang berlaku menyatakan bahwa Bulan terbentuk dari puing-puing yang terlontar setelah Theia bertabrakan dengan Bumi awal. Model ini memperkirakan perbedaan komposisi yang signifikan antara Bumi dan Bulan, dengan asumsi sebagian besar material bulan berasal dari Theia. Namun, sampel dari misi Apollo mengungkapkan kebenaran yang mengejutkan: komposisi kimiawi Bulan sangat mirip dengan Bumi, jauh lebih banyak dari yang diperkirakan jika sebagian besar terdiri dari sisa-sisa planet lain. Hal ini menimbulkan pertanyaan kritis tentang asal usul dan komposisi Theia.

Menelusuri Sidik Jari Theia

Para peneliti yang dipimpin oleh Thorsten Kleine dari Max Planck Institute for Solar System Research memecahkan teka-teki ini dengan menganalisis batuan terestrial dan bulan, dengan fokus pada isotop besi, molibdenum, dan zirkonium. Unsur-unsur ini bertindak sebagai “sidik jari”, yang menunjukkan di mana benda langit terbentuk. Tim menemukan variasi halus dalam isotop-isotop ini yang mengindikasikan bahwa Theia kemungkinan memiliki 5-10% massa bumi dan mengandung konsentrasi unsur-unsur berat yang lebih tinggi, seperti molibdenum, konsisten dengan pembentukan di Tata Surya bagian dalam yang lebih panas.

Asal Usul Tata Surya Bagian Dalam Dikonfirmasi

Analisis tim terhadap 15 sampel terestrial dan 6 sampel bulan, dikombinasikan dengan data dari 20 meteorit, memberikan bukti kuat asal usul Theia di Tata Surya bagian dalam. Studi ini didasarkan pada penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa benda-benda yang dekat dengan Matahari mengakumulasi lebih banyak unsur berat. Bumi sendiri menunjukkan kadar molibdenum dan zirkonium yang sedikit meningkat, menunjukkan bahwa hal ini dihasilkan oleh Theia selama tabrakan dahsyat tersebut.

“Para penulis melakukan pengukuran isotop besi baru pada tingkat presisi yang luar biasa,” kata ilmuwan planet Sara Russell, yang memperkuat ketelitian dan pentingnya penelitian ini.

Implikasinya terhadap Evolusi Bumi

Penemuan ini mempunyai implikasi di luar asal muasal Bulan. Hal ini membantu menyempurnakan pemahaman kita tentang pembentukan awal bumi dan proses yang pada akhirnya menjadikannya layak huni. Dampak yang ditimbulkan oleh Theia bukan hanya peristiwa yang merusak; hal ini secara mendasar membentuk kembali planet kita dan menciptakan kondisi bagi kehidupan seperti yang kita kenal.

Tim peneliti berencana untuk lebih menyempurnakan model mereka melalui simulasi dan analisis isotop tambahan pada sampel bulan. Kisah Theia dan Bulan masih terus diselidiki, dan setiap penemuan baru membawa kita lebih dekat untuk memahami kekuatan-kekuatan yang penuh kekerasan, namun pada akhirnya kreatif, yang membentuk Tata Surya kita.

попередня статтяLatihan Gigi Lebih Tenang: Penelitian Baru Bertujuan Mengurangi Kecemasan Pasien